Sabda Katalog Yayasan Lembaga SABDA Pendidikan Elektronik Study Teologia Awam e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
Home | Bahan | Seri

Sepuluh Hukum Allah Untuk Kehidupan Manusia - Praktika

Kategori: Sistematika | Biblika | Praktika | Historika


Kembali Ke Daftar Isi
Pelajaran 5 - Perintah Keempat

SEPULUH HUKUM ALLAH UNTUK KEHIDUPAN MANUSIA

PELAJARAN 5 - PERINTAH KEEMPAT

Bacaan Alkitab: Keluaran 20:8-11

Ayat Hafalan:

"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat." Keluaran 20:8.

Peraturan keempat yang diberikan Allah untuk kehidupan manusia adalah "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu." Keluaran 20:8-10.

Mudah untuk memikirkan bahwa jika kita melanggar perintah yang keempat, hal itu tidak akan seserius jika melanggar sembilan perintah yang lainnya. Tetapi, barang siapa yang hendak melanggar perintah yang keempat, maka dalam hatinya sudah memiliki niat untuk melanggar perintah yang lain atau bahkan semua perintah yang ada.

Inti dari perintah ini adalah menyatakan bahwa kita harus menguduskan semua waktu, pekerjaan dan masih istirahat demi Allah.

HARI SABAT ORANG YAHUDI

Allah berfirman, "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat." Ini bukanlah yang pertama kali perintah ini diberikan kepada umat Israel, karena Allah mengatakan "ingatlah." Sejak awal mula penciptaan, Allah sudah memberikan perintah ini kepada manusia. Kitab Kejadian menjelaskan kepada kita bahwa Allah menciptakan dunia dalam enam hari dan pada hari yang ke tujuh Allah berhenti. Inti kata Sabat berarti "Beristirahat setelah bekerja keras." Orang-orang lupa untuk memelihara perintah Allah yang sebenarnya. Karena itu Allah memperingatkan mereka bahwa mereka hendaklah mengambil satu hari dari tujuh hari yang ada sebagai hari yang kudus untuk beristirahat dan beribadah. Hari Sabat orang Yahudi berbeda. Hari itu merupakan karunia dari Allah dan menjadi hari yang dihormati. Allah memberikan perintah ini karena Dia sudah menunjukkan contoh dan bekerja enam hari dalam menciptakan dunia kemudian Dia berhenti pada hari yang ketujuh.

Selanjutnya hukum ini mengatakan, "enam hari lamanya Engkau akan bekerja..." Ada yang lebih dalam mengenai perintah ini daripada hanya sekedar perhatian satu hari untuk beristirahat. Hukum ini juga merupakan suatu perintah untuk bekerja keras dan menentang kemalasan. Perintah keempat adalah suatu perintah untuk bekerja keras selama enam hari dengan rajin, juga untuk beristirahat satu hari agar dapat memberikan penghormatan kepada Allah. Seseorang yang membuang waktu pada satu dari enam hari yang tersedia sama bersalahnya di hadapan Allah seperti orang yang bekerja di hari Sabat. Merupakan hal yang berbahaya jika mengabaikan hari yang kudus ini. Hari tersebut adalah milik Allah. Dalam kehidupan Kekristenan tidak ada tempat bagi penidur atau pemalas. Ini adalah suatu perintah yang menentang kemalasan. Jelas bahwa satu hari dari tujuh hari yang ada harus menjadi hari yang kudus. Kita harus menjaganya tetap kudus dengan menghindarkannya dari segala kerja dan usaha manusia. Kita musti menguduskan satu hari dalam seminggu untuk beristirahat dalam hadirat Allah.

Pekerjaan kadang-kadang sulit untuk didapatkan dan sulit juga untuk dipertahankan. Jika seseorang keluar dari pekerjaan, apa yang dapat dia lakukan? Jika kita sungguh-sungguh ingin mengetahuinya, Alkitab memberikan beberapa petunjuk yang pasti.

Alkitab mengatakan bahwa setiap orang harus bekerja. Jika seseorang tidak dapat bekerja untuk mendapatkan upah, maka dia harus bekerja tanpa upah. Kita selalu bisa bekerja. Seorang pengangguran janganlah tinggal tanpa melakukan pekerjaan. Dalam Amsal 14:23 kita membaca, "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." Ini adalah janji dari Allah sendiri. Allah mengatakan jika seseorang bekerja keras di rumah atau tetangga sekitarnya, meskipun dia tidak mempunyai penghasilan yang tetap, akan ada keuntungan karena kerja kerasnya, yaitu keuntungan moral dan secara keuangan. Tuhan Yesus mengatakan, "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33. Allah mengatakan bahwa jika kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya dan memberi diri kita untuk bekerja keras dalam ketaatan kepada perintah Allah, maka Dia akan mengatur hidup kita dan menyediakan kebutuhan- kebutuhan kita. Rasul Paulus mengatakan, "Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba- Nya." Kolose 3:23-24.

Bangsa Yahudi membuat hari Sabat menjadi hari yang penuh dengan "janganlah kamu melakukan ini dan itu." Mereka membatasi hari itu dengan banyak peraturan sehingga menjadi sebuah beban untuk menjaga hari itu sebagai hari yang kudus.

HARI TUHAN BAGI ORANG KRISTEN

Hari Tuhan adalah hari bagi kita untuk beristirahat dan beribadah. Orang-orang Kristen yang mula-mula mengubah hari untuk beribadah itu. Karena Tuhan Yesus bangkit pada hari pertama, yaitu hari Minggu. Karena itu sebagian besar orang Kristen menganggap hari Minggu sebagai hari untuk istirahat dan beribadah. Hari itu bukanlah hari Sabat, atau hari ketujuh dalam satu minggu. Hari itu adalah hari pertama dalam satu minggu.

Gereja Kristen memelihara hari ini sejak awal mulanya dan menyebutnya hari Tuhan.

Hal-hal yang kita pilih untuk kita kerjakan pada hari Minggu menunjukkan seperti apa kita dan apa yang kita pikirkan tentang Kristus. Penggunaan terbesar dari hari Minggu adalah sebagai hari ibadah dan istirahat. Ibadah dan istirahat berjalan bersama-sama. Setiap orang memerlukan hari yang kudus ini. Jika kita melupakan hari ini, kita sedang melupakan Allah.

Hari Minggu adalah hari bagi keluarga untuk bersama-sama, bagi antara teman untuk saling bertemu, bagi orang-orang percaya untuk beribadah bersama-sama. Beribadah berarti bertumbuh dengan kuat secara rohani. "tetapi orang-orang yang menanti- nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru." Yesaya 40:31.

HARI YANG DIKHUSUSKAN

Perintah keempat menyisihkan hari yang ketujuh sebagai hari Tuhan, satu hari yang dikhususkan untuk beristirahat dan beribadah. Allah memberikan hari Sabat bagi bangsa Yahudi pada jaman dahulu kala. Hari Minggu adalah bagi orang Kristen untuk semua generasi. Tujuannya tetap sama: satu hari untuk beristirahat dan menghormati Allah. Apakah kita berpikir tentang hari Sabat orang Yahudi atau Hari Tuhan bagi orang Kristen, hari tersebut merupakan jenis hari yang dikhususkan.

Hari Sabat harus menjadi hari yang kudus. Sejak awal, hari ini sudah menjadi satu hari yang kudus. Allah sendiri menghargainya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Bukan hanya hari itu menjadi hari yang kudus, tetapi yang lebih penting, hari itu harus menjadi hari ibadah. Bagi sebagian besar orang Kristen, hari Minggu adalah hari yang sudah ditetapkan untuk menyembah dan memuji Tuhan. Setiap hari Minggu kesannya seperti "Minggu Kebangkitan". Hari itu adalah waktu untuk menyembah Kristus yang telah mati disalibkan bagi kita di atas Kalvari.

Hari Minggu adalah hari yang diciptakan untuk manusia. Sejak awalnya, Allah menginginkan hari yang khusus ini untuk menjadi hari perhentian bagi manusia. Hari istirahat itu dimaksudkan khususnya untuk melindungi mereka yang hari-hari mereka bukanlah sepenuhnya mereka miliki. Hari itu bahkan memberi kesempatan kepada para budak untuk beristirahat. Hari yang khusus ini memberikan keuntungan kepada manusia karena sesuai dengan kebutuhan manusia. Allah tidak pernah bermaksud untuk membuat hari ini sebagai beban. Hari tersebut dimaksudkan sebagai hari istirahat dan bersukacita. Hari itu adalah hari untuk kebaikan manusia. Yesus selalu memberikan manfaat bagi manusia di atas hari itu sendiri. Dunia yang beradab saat ini berhutang kepada gereja Kristen dengan adanya hari bebas kerja ini.

Hari Sabat seharusnya menjadi hari yang bahagia. Sejak awal Allah bermaksud demikian sehingga barangsiapa yang letih dapat beristirahat dari kerja keras mereka. Hari itu adalah hari berkat bagi semua, hari penyegaran pikiran dan tubuh. Karena kasih Allah bagi kita, Dia memberikan pada kita hari itu untuk beribadah kepada-Nya dan untuk beristirahat.

Arti dan tujuan hari itu tetap tidak berubah. Sampai hari ini hari itu tetap menjadi hari istirahat, ibadah dan penghormatan kepada Allah.

Hari tersebut sungguh-sungguh adalah milik Tuhan.


Ke Atas


sabdaspace.org Tentang Kami | Kontak Kami | Bukutamu | Link |

Laporan Masalah/Saran | Disclaimer | Hak Cipta © 2005-2024 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati