Pelajaran 4 - Dalam Perjalanan Ke Yerusalem
INJIL MARKUS - BAGIAN 2
PELAJARAN 4 - DALAM PERJALANAN KE YERUSALEM
Bacaan Alkitab: Markus 10:32-52
Ayat Hafalan:
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang. Markus 11:45.
Sekarang Markus menggambarkan ketegangan dan hal-hal yang
terjadi dalam perjalanan Yesus ke Yerusalem. Rupanya ketika mereka sudah dekat
dengan kota, Yesus mempercepat langkah-Nya di depan mereka dengan suatu pandangan
yang luar biasa di mata-Nya, dan dengan suatu perasaan yang mempunyai maksud dan
kebulatan hati dalam langkah-Nya. Sikap-Nya menyebabkan murid-murid merasa bahwa
sesuatu yang besar akan terjadi. Mereka merasa cemas dan takut. Ketakutan karena
apa yang akan terjadi pada Yesus, dan mungkin yang terjadi pada mereka, telah
mencekam mereka.
PEMBERITAHUAN KETIGA TENTANG KEMATIAN YESUS
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke
Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga
orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus
memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang
akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak
Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka
akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan
dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Markus 10:32-34
Tiga kali Yesus memberitahukan hal-hal yang akan terjadi
pada-Nya di Yerusalem. Pertama, lihatlah dalam Markus 8:31. Kemudian
mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung
banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Kedua, lihatlah dalam Markus
9:31, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam
tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh
Ia akan bangkit". Dia sudah tahu bahwa salah satu murid-Nya akan
mengkhianati-Nya. Ketiga, lihatlah dalam Markus 10:34, "dan ia akan
diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan
bangkit." Yesus mengatakan tentang pengolok-olokan, pemukulan dan sikap yang
tidak sopan yang akan terjadi pada-Nya. Perhatikan bahwa setiap kali Yesus
mengatakan penderitaan dan kematian-Nya, Dia juga memberitahukan kebangkitan-Nya
pada hari yang ketiga. Di luar penderitaan kematian-Nya ada sesuatu yang pasti,
yaitu kebangkitan. Dengan sendirinya, penyaliban itu adalah hal yangmenyedihkan,
tetapi digabung bersama dengan kebangkitan, penyaliban Yesus itu adalah pintu
pengharapan bagi orang-orang dari semua bangsa.
Gambaran dari Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan-Nya
keYerusalem menyatakan beberapa hal kepada kita. Pertama, kesendirian Yesus.
Walaupun murid-murid bersama dengan Dia, mereka mengikuti agak jauh dari
belakang-Nya. Kita juga melihat bahwa Yesus telah memutuskan untuk pergi ke
Yerusalem, dan dengan berani Dia mengambil jalan penyaliban-Nya.
PERMINTAAN YANG MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
… dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh,
dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Lalu Yakobus dan Yohanes,anak Zebedeus,
mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya
mengabulkan suatu permintaan kami!" Markus 10:34-35
Orang akan berpikir bahwa kata-kata yang baru saja dikatakan
Yesus mengenai penderitaan dan kematian-Nya tidak akan memberikan tempat untuk
permintaan pribadi yang datang dari Yakobus dan Yohanes. Kita mempelajari
beberapa kebenaran mengenai Yakobus dan Yohanes dalam cerita ini. Pertama, kita
tahu bahwa mereka adalah orang yang berambisi besar. Mereka mencari janji dari
Yesus dimana mereka mungkin akan menjadi orang-orang penting dalam kerajaan-Nya
yang baru. Kedua, permintaan mereka menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak
mengerti Yesus. Walaupun dengan semua yang telah dikatakan Yesus, mereka masih
melihat Dia sebagai Mesias Raja yang akan berkuasa. Hanya pengalaman penyaliban
dapat mengajar mereka apa yang sebenarnya dimaksudkan Yesus.
Jawaban Yesus kepada murid-murid tersebut dikatakan dalam dua
hal yang penting. Pertama, Dia berkata bahwa ukuran kebesaran dan kepentingan
Allah tidaklah sama seperti yang dipikirkan manusia. Mereka harus menunggu Allah
untuk memberikan menurut kebijaksanaan dan pengadilan-Nya yang tak terbatas.
Ketika murid-murid yang lain mendengar permintaan Yakobus dan
Yohanes, mereka menjadi marah. Perdebatan mengenai siapa yang menjadi terbesar
mulai lagi. Yesus dengan serta merta berurusan dengan situasi tersebut. Dia
memanggil murid-murid-Nya dan menjelaskan bahwa ukuran kebesaran kerajaan-Nya
adalah sangat berbeda dari ukuran kebesaran kerajaan-kerajaan yang ada di dunia
ini. Dalam kerajaan dunia, ukurannya adalah berapa orang, berapa luas tanah, dan
berapa kekayaan yang dikuasai seseorang? Dalam kerajaan Allah ukurannya adalah
seberapa baik saya dapat melayani Allah? Untuk memberikan arti yang sesungguhnya
mengenai kata-kata-Nya, Yesus menunjuk kepada diri-Nya sendiri sebagai teladan
atas apa yang sedang Ia katakan. Yesus adalah seorang pemimpin yang menjadi
teladan yang sempurna dari apa yang Dia ajarkan. Dia tidak pernah minta kepada
kita untuk melakukan apa yang Dia sendiri tidak mau lakukan. Arti dari
ungkapan, "sebuah tebusan untuk banyak orang", dapat dijelaskan berkenaan
dengan nubuatan Yesaya tentang pekerjaan yang akan dilakukan Yesus ketika Dia
datang ke dunia. Yesaya berkata, "Tetapi dia tertikam oleh
karena pemberontakan kita; dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." Yesaya 53:5
BARTIMEUS YANG BUTA DISEMBUHKAN Markus 10:46-52
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, baru 9
kilometer dari Yerusalem, mereka menemui seorang laki-laki yang bernama
Bartimeus. Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan ketika ia mendengar langkah
orang yang berbondong-bondong. Setelah ia tahu bahwa itu adalah Yesus dan
murid-murid-Nya yang sedang lewat, dia mulai berseru minta perhatian
Yesus. Bartimeus belum dapat mengetahui bahwa ini adalah kesempatan terakhir
baginya untuk menerima kesembuhan dari Yesus. Dia hanya tahu bahwa besar
keinginannya untuk melihat. Beberapa orang mencoba untuk menyuruh Bartimeus
diam, tetapi dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk dapat melihat ini.
Mungkin Dia sudah mendengar tentang Yesus dan kuasa-Nya untuk menyembuhkan.
Bagaimanapun juga, dia berseru kepada Yesus sebagai Anak Daud. Ketika Yesus
mendengar Bartimeus, Dia memanggilnya untuk datang kepada-Nya. Ketika Bartimeus
tahu bahwa Yesus sedang memanggilnya untuk datang, dia menanggalkan jubahnya dan
segera datang. Mengapa seorang laki-laki yang buta yang biasanya menjaga segala
miliknya dengan hati-hati mau menanggalkan jubahnya? Mungkin dia mempunyai
cukup iman untukpercaya dalam hatinya bahwa ketika dia kembali dari pertemuannya
dengan Yesus, dia akan dapat melihat jubah yang ditanggalkannya itu.
Bartimeus tahu apa yang dia inginkan. Dia ingin melihat lagi.
Dia tidak tahu bahwa Yesus lebih dari "Anak Daud", tetapi dia mempunyai iman
untuk minta penglihatan dari Yesus. Yesus mengabulkan permohonannya dengan
mengatakan, "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Markus 10:52.
Sesuatu yang sangat menarik hati tentang Bartimeus adalah bahwa dia sama sekali
tidak pergi tetapi justru bergabung dengan kelompok yang "mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya."
|