Pelajaran 3 - Beberapa Ajaran Pokok
INJIL MARKUS - BAGIAN 2
PELAJARAN 3 - BEBERAPA AJARAN POKOK
Bacaan Alkitab: Markus 10:1-31
Ayat Hafalan:
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia. Markus 10:9
Pada pokok cerita Markus ini, Yesus meninggalkan Galilea
untuk terakhir kalinya dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem dan penyaliban-Nya. Dalam
perjalanan tersebut, orang-orang berkumpul di sekitar Tuhan kembali. Seperti
kebiasaan-Nya, Dia mengajar mereka. Tidak lama kemudian orang-orang Farisi
mendekati Dia lagi mengajukan sebuah pertanyaan untuk menjebak Yesus dengan
kata-kata-Nya sendiri.
PANDANGAN ALLAH TENTANG PERNIKAHAN Markus 10:1-12
Pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang Farisi ini mengenai
Ulangan 24:1. Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan
menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab
didapatinya tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya
ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya...
Pokok perselisihan pendapat berhubungan dengan kata "tidak senonoh". Para
pengikut guru-guru yang sudah termasyur berpikir bahwa seorang wanita tidak
dapat diceraikan kecuali karena ketidaksetiaan kepada suaminya, kecuali hanya
karena perzinahan. Beberapa murid dari guru yang terkemuka lainnya percaya bahwa
menurut Nabi Musa perceraian dapat dilakukan karena banyak alasan. Karena
penafsiran yang terakhir inilah, maka perceraian menjadi sangat biasa dan
kehidupan rumah tangga menjadi sangat tidak baik. Orang-orang Farisi tidak tulus
hati mengajukan pertanyaan ini kepada Yesus. Mereka tahu bahwa sisi manapun yang
akan didukung Yesus, maka dari sisi yang lainnya mereka akan menentang Dia
dengan keras.
Yesus tidak menghindari pertanyaan yang diajukan kepada-Nya.
Dia mulai dengan mengatakan bahwa Musa memberikan hukum ini karena dosa dan
kejahatan orang-orang tersebut. Sebelum hukum ini, perceraian sudah biasa. Musa
memberikan hukum ini untuk mencoba menghentikan perceraian yang dilakukan dengan
begitu mudah. Akan tetapi, Yesus meneruskan perkataan-Nya dengan menekankan
bahwa dalam rencana Allah, pernikahan adalah untuk seumur hidup. Ini adalah
bagian dari rencana Allah bahwa seorang laki-laki "meninggalkan ayah dan ibunya,
dan hidup dengan istrinya, dan mereka menjadi seperti satu daging. "Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24.
Selanjutnya Yesus mengatakan bahwa manusia tidak berhak untuk mengubah
rencana Allah mengenai pernikahan.
Jawaban yang diberikan Yesus kepada orang-orang Farisi
adalah, "Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia." Markus 10:9. Kemudian ketika Yesus bersama
murid-murid-Nya sendirian di rumah itu, mereka meminta kepada Yesus untuk
menjelaskan kepada mereka, apa yang dimaksudkan-Nya. Yesus menerangkan bahwa
perceraian adalah pertentangan dengan kehendak Allah, jadi perceraian adalah
dosa. Dosa inimenjadi semakin tidak baik dengan menikah lagi. Yesus sedang
memberikan kepada kita suatu teladan dari sebuah perkawinan Kristen. Seharusnya
menjadi sikap semua orang Kristen bahwa pernikahan ialah untuk seumur hidup.
Dalam Matius 19:3-9, Yesus memperbolehkan perceraian hanya jika
disebabkan oleh perzinahan saja. Dosa perzinahan ini sebenarnya sudah memecahkan
sebuah pernikahan, walaupun mungkin tanpa diikuti perceraian yang resmi.
ANAK-ANAK KECIL DITERIMA OLEH KRISTUS Markus 10:13-16
Ketika kelompok orang tua datang kepada Yesus bersama
anak-anak mereka supaya Dia memberkati anak-anak itu, murid-murid Yesus mengusir
mereka. Murid-murid ingin melindungi Yesus, tetapi mereka tidak menyadari bahwa
Dia selalu mempunyai waktu untuk mereka yang mencari pertolongan dan berkat-Nya,
walaupun begitu sibuknya Dia pada waktu itu. Peristiwa ini memberikan kesempatan
kepada Yesus untuk memberi murid-murid, orang-orang lain yang berdiri di
dekat-Nya, dan juga kepada kita suatu pelajaran yang akan selalu kita ingat. Dia
berkata bahwa anak-anak boleh datang kepada-Nya. Sudah merupakan kebiasaan pada
waktu itu untuk para orang tua membawa anak-anak mereka kepada guru besar,
sehingga orang-orang tua ini telah membawa yang paling muda kepada Yesus.
Sekarang Yesus berkata bahwa setiap orang harus menjadi
seperti seorang anak kecil untuk dapat masuk Kerajaan Allah. "Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa tidak menyambut Kerajaan Allah
seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Markus 10:15.
Pertama ada kerendahan hati seorang anak. Ia tidak memperlihatkan kesombongan
dan pentingnya diri sendiri dalam hidupnya seperti seorang dewasa. Kedua, ada
ketaatan. Benar sewaktu-waktu seorang anak tidak taat, tetapi kecenderungannya
pertama ialah untuk taat. Seorang anak belum belajar tentang kesombongan dan
kebebasan palsu, yang memisahkan kita dari Allah dan sesama manusia. Ketiga, ada
kepercayaan seorang anak. Seorang anak selalu percaya yang terbaik tentang orang
lain. Ia rela menerima wibawa dari orang lain dan percaya tanpa bertanya. Betapa
hebatnya jika menjadi seperti seorang anak dalam hal-hal ini, sehingga kita akan
menjadi "warga Kerajaan" yang lebih baik.
BAHAYA KEKAYAAN Markus 10:17-31
Marilah kita memperhatikan orang muda kaya yang datang kepada
Yesus dan bagaimana tanggapan Yesus terhadap orang muda tersebut. Pertama, kita
melihat bahwa orang muda ini datang berlari kepada Yesus. Berlarinya ini
menunjukkan keinginannya yang besar untuk mengikuti Yesus. Akan tetapi, betapa
dangkalnya keinginan itu sebab ketika Yesus meminta suatu harga yang harus
dibayar, orang muda itu menolak. Dia ingin mengikut Yesus, tetapi dia ingin
melakukannya dengan syarat-syarat sendiri. Yesus tidak pernah mengizinkan kita
mengatakan kepada-Nya dengan syarat mana kita akan mengikut Dia. Yesus
mengingatkan orang ini tentang perintah-perintah Allah. Orang muda tersebut
mengatakan bahwa ia telah melakukan hukum-hukum tersebut sejak waktu mudanya.
Kemudian, Yesus meminta kepadanya untuk melakukan sesuatu untuk menunjukkan
keinginannya untuk mengikut Dia dengan sempurna. Yesus menyuruh dia menjual
segala miliknya dan memberikan kepada orang-orang miskin. Walaupun orang muda
yang kaya itu berkata bahwa ia telah menuruti perintah-perintah Allah tersebut,
hal ini menunjukkan bahwa ia telah melanggar perintah yang paling pertama. Dia
telah menjadikan miliknya sebagai suatu berhala, yang memisahkan dia dengan
Allah. Mendengar kata-kata Yesus, orang muda tersebut pergi sebab ia tidak
bersedia melepaskan semua yang dimilikinya dan semua kedudukannya agar dia bisa
mengikuti Yesus. Kita harus mempunyai keinginan untuk mempersilakan Allah
mengambil semua yang kita capai dan kita miliki. Tuhan tidak minta kepada
kitauntuk memberikan apa yang kita miliki kecuali milik ini mengganggu kehendak-Nya
untuk hidup kita.
Pada waktu orang muda tersebut pergi, murid-murid dan Yesus
memandang dia. Yesus memandang padanya dengan kasih dan dukacita. Lalu Yesus
membuat suatu pernyataan yang sulit bagi murid-murid-Nya untuk dimengerti. Yesus
berkata, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan
Allah!" Markus 10:23. Murid-murid terkejut sebab dari waktu mereka
anak-anak kecil, mereka diajari untuk percaya bahwa orang menjadi kaya karena
berkat khusus dari Allah. Namun Yesus menjelaskan suatu kebenaran yang besar.
Mereka yang mempercayakan hidupnya pada hal-hal duniawi tidak dapat
mempercayakan diri mereka kepada Allah. Kata kuncinya di sini adalah
kepercayaan. Mereka yang percaya kepada Allah akan tahu bahwa mereka akan
menerima jauh lebih banyak dari pada apa yang telah mereka serahkan kepada
Kristus.
|