Pelajaran 9 - Kuasa Yesus Atas Hukum Alam
INJIL MARKUS - BAGIAN 1
PELAJARAN 9 - KUASA YESUS ATAS HUKUM ALAM
Bacaan Alkitab: Markus 6:33-56
Ayat Hafalan:
Sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat
terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: Tenanglah! Aku ini,
jangan takut! Markus 6:50.
Ketika para murid kembali dari pelayanan, mereka
melaporkan kepada Yesus semua yang sudah mereka lakukan. Orang banyak
mendesak mereka sehingga untuk makanpun mereka tidak sempat. Kemudian
Yesus mengajak mereka ke tempat yang sunyi di pinggir danau untuk
beristirahat. Di sini kita melihat cara hidup orang Kristen. Kehidupan
Kekristenan adalah kehidupan yang terus datang ke hadirat Tuhan untuk
mendapatkan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah dan berbagai
kesulitan yang timbul setiap hari. Kita perlu mempunyai waktu untuk
berada dalam hadirat Tuhan setiap hari sehingga kita dapat hidup
menurut jalan yang sudah ditunjukkan-Nya.
Dalam ayat-ayat terakhir di pasal ini, kita melihat
tiga peristiwa yang dicatat Markus yang memberikan kita pemahaman yang
lebih tentang pelayanan Tuhan Yesus. Dalam peristiwa-peristiwa
tersebut, kita tidak hanya melihat kuasa Yesus dinyatakan, tapi juga
kasih dan perhatian-Nya kepada banyak orang serta kebutuhan
mereka.
MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG Markus 6:33-
34
Orang banyak melihat kapal yang membawa Yesus dan
para murid-Nya berlayar sehingga mereka pergi ke seberang danau supaya
dapat bertemu dengan Yesus dan para murid-Nya kembali. Bukannya marah
kepada orang banyak yang tidak mau meninggalkan Dia dan para murid-
Nya, Yesus justru berbelas kasihan kepada mereka. Pikiran-Nya teringat
akan gambaran tentang anak domba yang terhilang, yang mengembara tanpa
gembala. Tuhan Yesus berpikir tentang apa yang dapat dilakukan untuk
mereka. Lalu tanpa ragu-ragu lagi, Tuhan Yesus mulai mengajar mereka
kembali. Tuhan Yesus kemudian menunjukkan kasih-Nya dengan cara
memberi mereka makan. Para murid-Nya ingin mempersilahkan orang-orang
tersebut untuk pergi, karena diperlukan sekitar dua ratus dinar untuk
membeli makanan untuk orang-orang itu dan itupun hanya sedikit untuk
setiap orang yang hadir di sana. Satu dinar adalah upah yang biasa
diberikan pada seseorang untuk satu hari kerja. Para murid berkata,
Akan perlu waktu enam bulan bagi seseorang untuk dapat memberi sekali
makan pada kerumunan orang ini. Namun, sekali lagi, para murid lupa
akan kuasa Yesus. Dengan mengambil makan siang seorang anak kecil,
Tuhan Yesus menjamu orang banyak itu, yang sudah terbagi menjadi
beberapa kelompok menurut perintah-Nya.
SEBUAH PELAJARAN BAGI KITA
Peristiwa ini menunjukkan kepada kita dua tanggapan
akan kebutuhan manusia. Para murid berkata, Orang-orang ini lelah dan
lapar. Biarlah mereka pergi. Ketika Yesus melihat orang-orang yang
lelah dan lapar itu, Dia berkata, Orang-orang ini lelah dan lapar.
Kita harus berbuat sesuatu untuk mereka. Kita melihat di sini dua
tanggapan akan kebutuhan manusia. Para murid berkata, Apapun juga yang
dapat kita lakukan untuk orang-orang ini tidak akan mencukupi. Namun
Yesus mengatakan, Berikan kepadaKu apa yang kamu miliki. Itu sudah
cukup. Roti pada jaman itu tidaklah seperti roti sekarang ini. Roti-
roti itu lebih mirip dengan roti gulung. Ikan yang ada hanyalah ikan
asin kecil yang dimakan sebagai lauk bersama roti tersebut. Meskipun
demikian, Yesus memberi makan lima ribu orang dengan roti dan ikan
itu. Kita harus ingat bahwa sekecil apapun yang kita berikan kepada
Tuhan, Dia akan dapat menggunakannya dan melipat kali gandakan.
Talenta kita dapat dipakai oleh Tuhan untuk memberkati banyak orang.
Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang dapat kita
lakukan untuk orang lain dengan jalan mempersembahkan diri kita kepada
Tuhan Yesus Kristus.
ANGIN RIBUT DIREDAKAN Markus 6:45-52
Setelah Yesus memberi makan orang banyak itu, Dia
menyuruh murid-murid-Nya pergi dengan naik perahu. Markus tidak
menceritakan kepada kita mengapa Yesus menyuruh para murid-Nya pergi.
Yohanes menceritakan kepada kita bahwa orang banyak itu berusaha untuk
mengangkat Yesus sebagai raja. Karena Yesus tahu, bahwa mereka
hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia
raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. Yohanes
6:15. Orang banyak itu beranggapan bahwa Yesus pasti akan menjadi
seorang raja yang luar biasa. Dia bisa membangkitkan orang mati,
menyembuhkan orang sakit, dan dapat menyediakan makanan bagi satu
tentara yang bisa menaklukkan dunia. Orang-orang itu dalam benak
mereka mempunyai pemikiran tentang Mesias secara politis saja,
sehingga Yesus perlu lebih banyak waktu untuk mengajar mereka tentang
alasan sesungguhnya mengapa Dia datang. Karena itu, Yesus menyuruh
para murid-Nya pergi untuk beristirahat dan kemudian Dia meninggalkan
orang banyak itu dan pergi ke gunung untuk berdoa.
Kira-kira pukul tiga pagi, Yesus datang kepada
mereka dengan berjalan di atas air. Kapanpun para murid-Nya memerlukan
Dia, Yesus selalu siap sedia. Dia meninggalkan waktu doa-Nya dengan
semua masalah yang menekan Dia untuk menemui murid-Nya yang sedang
memerlukan-Nya. Dan inilah mujizat tersebut, yang kelihatannya tidak
memiliki makna dan tujuan rohani sampai kita melihatnya lebih dekat.
Yang pertama, hal itu merupakan tanggapan secara alami dari Yesus akan
kebutuhan manusia. Ini juga merupakan suatu kesempatan lain untuk
mengajar para murid-Nya. Ketika ada banyak masalah menimpa, para
murid-Nya sering kehilangan keberanian dan iman mereka. Namun hal ini
tidak terjadi. Tuhan Yesus datang untuk meyakinkan mereka kembali.
Tidak lama lagi badai penganiayaan yang lebih mengerikan daripada
badai di laut akan muncul menghadang mereka. Para murid itu harus
yakin bahwa Yesus mampu untuk menolong mereka dalam menghadapi setiap
tantangan. Namun, Markus mengatakan bahwa para murid Tuhan Yesus masih
saja belum percaya dan belajar akan hal itu dengan berkata di dalam
ayat 52, Sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga
mengerti dan hati mereka tetap degil.
FIRMAN YESUS BAGI KITA
Renungkanlah kata-kata, Inilah Aku, jangan takut.
yang dikatakan Yesus kepada para murid-Nya tentu saja ditujukan kepada
mereka. Pada saat mereka ada di tengah-tengah danau, dengan bahaya
tenggelam memenuhi pikiran mereka, Yesus datang dan memberikan
perasaan damai kepada mereka. Alkitab tidak mengatakan mengapa mereka
tidak mengenali Dia, mungkin karena mereka tidak mengharapkan
kedatangan-Nya. Hal yang penting di sini adalah ketika Dia datang dan
naik ke perahu, badai itupun lalu berhenti dan danaupun menjadi
tenang. Kehadiran Yesus selalu membawa kedamaian dan ketenangan.
Orang-orang Kristen mula-mula yang menderita penganiayaan dari setiap
orang pasti merasa damai ketika mereka membaca Firman Tuhan Yesus.
Kuatkan hatimu, ini Aku, jangan takut. Kata-kata yang sama juga
berlaku bagi kita pada hari ini. Ketika kita merasa bahwa badai
kehidupan terlalu besar bagi kita, marilah kita mencari dan mendengar
kembali kata-kata Tuhan Yesus, Jangan takut.
DI GENESARET Markus 6:53-56
Sekali lagi, di seberang Danau Galilea, orang
banyak mulai berkumpul ketika mereka mengenali Yesus. Kedatangan-Nya
di mana saja merupakan berita yang baik bagi yang sakit dan cacat.
Saat itu adalah masa di mana Tuhan Yesus dikenal oleh banyak orang.
Kemanapun Dia pergi, orang banyak berkumpul untuk mendengarkan-Nya.
Hal tragis tentang banyak orang yang datang kepada Yesus itu adalah
bahwa mereka hanya datang untuk mencari apa yang dapat mereka peroleh
dari diri Yesus. Ketika Yesus memerlukan kesetiaan mereka pada masa
penganiayaan, mereka mulai menyingkir. Bahkan, para muridpun
meninggalkan Dia.
Yang menyedihkan, hal ini masih juga terjadi kepada
beberapa orang pada saat ini. Mereka datang kepada Yesus dan pergi ke
gereja hanya untuk mencari bagi diri mereka sendiri. Mereka tidak
datang untuk mempersembahkan diri mereka bagi Kristus. Jadi banyak
yang bertanya, "Apa yang bisa gereja lakukan untukku?" Sementara,
mereka harusnya bertanya, "Apa yang bisa aku lakukan untuk gereja dan
Tuhanku?" Biarlah setiap dari kita bersedia untuk menjadi orang yang
mau melayani dan menolong orang lain dan bukan menjadi orang yang
hanya mencari keuntungan materi untuk kepentingan diri sendiri.
|