Pelajaran 6 - Perumpamaan Dan Artinya
INJIL MARKUS - BAGIAN 1
PELAJARAN 6 - PERUMPAMAAN DAN ARTINYA
Bacaan Alkitab: Markus 4:1-34
Ayat Hafalan:
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik
ialah orang yang mendengar dan menyambut Firman itu lalu berbuah, ada
yang tigapuluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada
yang seratus kali lipat. Markus 4:20.
Sekarang Markus berpindah dari mujizat yang telah
dilakukan Tuhan Yesus kepada pengajaran-Nya yang diberikan melalui
perumpamaan. Satu definisi dari perumpamaan adalah sebuah cerita dunia
yang mengandung makna surgawi. Mungkin lebih tepat untuk mengatakan
bahwa sebuah perumpamaan adalah suatu cerita singkat yang diungkapkan
dengan cara membandingkan, untuk mengajarkan suatu pengajaran atau
kebenaran yang utama. Arti dari kata perumpamaan adalah menyisihkan.
Jadi sebuah perumpamaan adalah sebuah cerita yang menyisihkan
kebenaran inti untuk membuat maknanya menjadi jelas bagi akal manusia.
Dalam menafsirkan perumpamaan-perumpamaan, kita harus berhati-hati
untuk tidak memaksakan makna yang terkandung melebihi apa yang
dikehendaki dari orang yang membuat atau menceritakan perumpamaan itu.
Sebuah perumpamaan diceritakan untuk menggambarkan satu, atau paling
banyak dua kebenaran. Maknanya janganlah dicampur atau ditambah dengan
ide lain yang bukan menjadi maksud dari si pembuat perumpamaan itu.
Dalam mempelajari perumpamaan, kita harus bertanya beberapa pertanyaan
berikut:
-
Apakah tujuan atau kebenaran utama yang
dikehendaki oleh si pembuat perumpamaan agar dimengerti oleh si
pendengar? Tujuan kita bukanlah menafsirkan makna-makna yang tidak
dikehendaki oleh si pembicara dalam perumpamaan tersebut.
-
Bagaimana perumpamaan tersebut membawa arti
dari kebenaran ini?
-
Apa yang dapat saya terapkan dari kebenaran-
kebenaran ini dalam hidup saya?
Jika kita mengingat ketiga pertanyaan ini saat kita
mempelajari perumpamaan yang dibuat Tuhan Yesus, kita akan mendapatkan
pengetahuan rohani yang tepat.
TUHAN YESUS MENGAJAR DENGAN PERUMPAMAAN Markus
4:1-2
Yesus banyak memakai perumpamaan untuk mengajar.
Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi
kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara
tersendiri. Markus 4:34. Perumpamaan Tuhan Yesus dikenal di
seluruh dunia karena keindahan dan kejelasannya. Sang Guru Besar tahu
dengan pasti bagaimana caranya memberikan suatu kesan yang mendalam
kepada pikiran orang-orang yang mendengar Dia dengan kebenaran.
Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus mengajarkan kebenaran rohani yang
abadi. Kebenaran-kebenaran tersebut tetap nyata bagi kita sampai pada
hari ini, sama seperti bagi mereka saat pertama kali
mendengarkannya.
TUHAN YESUS MENJELASKAN SEBUAH PERUMPAMAAN
Markus 4:3-20
Dalam pasal ini, Tuhan Yesus menceritakan sebuah
perumpamaan dan kemudian Dia memberikan arti dari perumpamaan
tersebut. Kita mungkin menyebut perumpamaan ini perumpamaan tentang
tanah karena keadaan tanahlah yang menentukan hasil panennya. Tuhan
Yesus menjelaskan bahwa cerita ini bukan hanya mengenai pertanian yang
dikerjakan pada masa itu. Namun, ada makna yang lebih dalam dan
rohani. Pertama, Tuhan Yesus menggambarkan benih sebagai Firman Tuhan,
atau Injil. Si penabur di sini adalah orang yang membagikan Firman
Tuhan atau memberitakan Injil. Kita memperhatikan bahwa di masing-
masing empat jenis tanah itu, penabur dan benih yang ditaburkan sama.
Namun, hasilnya sangat berbeda. Marilah kita melihat gambaran keempat
jenis tanah yang berbeda itu dan apa yang dihasilkan dari keempat-
empatnya.
-
Tanah Yang Keras
Pertama, ada benih yang jatuh di pinggir jalan. Tanah yang
keras, yang sering diinjak-injak oleh banyak orang, tidak dapat
menerima benih itu. Jenis tanah seperti ini mewakili orang yang
mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak menerimanya. Oleh karena itu,
iblis mengambil Firman itu dari dalam hati orang itu. Jadi, tidak ada
buah yang dihasilkan dari Firman tersebut. Iblis, yang diumpamakan
seperti burung, dengan cepat mengambil Firman yang jatuh di atas hati
kita. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita jangan hanya mendengar, namun
kita harus mau menerima Firman itu dengan pengertian dan bersedia
melakukan apa yang diperintahkan bagi kita.
Tanah Yang Berbatu
Jenis tanah yang kedua adalah tanah yang berbatu-batu.
Yaitu, lapisan tanah tipis yang menutupi batu-batu yang terdapat di
bawahnya. Ada banyak tanah seperti ini di negara Palestina di tempat
Yesus memberikan perumpamaan ini. Tanah ini menggambarkan mereka yang
menerima Firman Tuhan, tetapi mereka hanya percaya kepada Dia sebentar
saja. Mereka tahu bahwa Firman itu baik dan benar, tetapi mereka tidak
mau melakukan Firman tersebut. Ada banyak orang seperti ini pada jaman
sekarang ini yang mengatakan bahwa mereka ingin menjadi orang Kristen,
akan tetapi mereka tidak mau taat kepada Firman Tuhan, yang sudah
ditaburkan di dalam hati mereka. Tanah semacam ini hanya membuat benih
cukup bertahan untuk bertunas, tapi ketika tiba saatnya untuk
bertumbuh, tidak ada tanah yang dalam yang dapat memberi makan benih
tersebut, sehingga benih tersebut layu dan mati. Beberapa orang
nampaknya percaya, namun tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka
hanya membuat komitmen di mulut saja dan bukan dengan kehidupan
mereka.
Tanah Yang Ditumbuhi Semak Duri
Jenis tanah yang ketiga adalah tanah yang belum bersih dari
bekas-bekas akar semak duri yang pernah tumbuh di sana. Tanah ini
mungkin kelihatan baik dan dipersiapkan dengan baik, tapi di bawah
tanah tersebut terdapat bahaya bagi benih yang ditabur. Tuhan Yesus
mengatakan bahwa tanah jenis ini menggambarkan seseorang yang
mendengar Firman Tuhan, menerima dalam hati mereka, tetapi tidak
pernah menghasilkan buah karena himpitan banyak hal lain yang ada di
dalam hati mereka. Keinginan dunia bertentangan dengan Tuhan. Hal ini
termasuk kesukaan minum-minuman keras atau kebiasaan-kebiasaan buruk
lainnya yang menghancurkan rasa ketertarikan seseorang kepada hal-hal
yang berasal dari Allah. Tipu daya kekayaan adalah keinginan yang
besar untuk memiliki sesuatu sehingga keinginan kita untuk menjadi
milik Allah menjadi hilang. Tipu daya dan nafsu untuk mendapatkan
kekayaan menjanjikan banyak hal, namun pada akhirnya kekayaan tidak
dapat membawa kita kepada nilai yang paling utama dalam hidup ini.
Akibat yang paling menyedihkan dari semua ini adalah bahwa benih, yang
menggambarkan Firman Tuhan, betul-betul terjepit dan tidak
menghasilkan buah.
Tanah Yang Baik
Akhirnya, kita menemukan sebidang tanah yang baik di mana
benih dapat tumbuh dewasa dan menghasilkan panen yang bagus. Tanah ini
menggambarkan mereka yang menerima Firman Tuhan, betul-betul percaya
dalam hati mereka, dan kemudian bertindak sesuai dengan apa yang sudah
mereka dengar dan terima. Jika Anda belum pernah menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat Anda, maka lakukanlah hal itu sekarang juga dan
berbuahlah bagi Tuhan.
PELITA Markus 4:21-25
Mereka yang mendengar perumpamaan Yesus mungkin
akan bertanya, Jika banyak yang menolak untuk menerima Firman
tersebut, mengapa harus bersusah payah untuk memberitakannya? Tuhan
Yesus menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan perumpamaan
singkat ini. Dia mengatakan (kira-kira sebagai berikut), Kamu tidak
mempunyai pilihan. Kamu harus bersaksi tentang anugerah Allah dalam
hidupmu sehingga orang lain yang tinggal dalam kegelapan dapat
mengenal dan menerima Injil juga. Pelita tidak dibuat dan
dihidupkan hanya untuk diletakkan di bawah gantang, seperti juga tidak
ada seorang Kristenpun yang diselamatkan, namun ia kemudian
menyembunyikan kesaksiannya. Kita menerima karunia keselamatan supaya
dapat melayani Tuhan.
BENIH YANG BERTUMBUH DI LUAR PENGETAHUAN KITA
Markus 4:26-29
Perumpamaan yang singkat ini menggambarkan bahwa
kita tidak akan pernah mengetahui apa hasil/akibat dari pemberitaan
Injil yang sudah kita lakukan sampai saatnya nanti. Seperti
pertumbuhan alami, pertumbuhan Kerajaan Allah juga tidak terlihat.
Kita tidak bisa melihat tanaman yang sedang bertumbuh, tetapi setelah
beberapa hari kemudian kita bisa melihat hasilnya. Pertumbuhan dari
Kerajaan Allah berjalan konstan. Siang dan malam, tahun demi tahun,
Kerajaan Allah terus bertumbuh. Pertumbuhan Kerajaan Allah tidak bisa
dihambat. Bahkan alam maut sekalipun tidak akan bisa menahan laju
perkembangan Kerajaan Allah. Matius 16:18.
BIJI SESAWI Markus 4:30-34
Pada mulanya Kerajaan Allah kecil seperti biji
sesawi. Keseluruhan arti perumpamaan ini menunjukkan bahwa meskipun
permulaannya mungkin kecil, namun akan ada pertumbuhan dan hasil panen
yang baik.
|