Pelajaran 10 - Bahayanya Agama Buatan Manusia
INJIL MARKUS - BAGIAN 1
PELAJARAN 10 - BAHAYANYA AGAMA BUATAN MANUSIA
Bacaan Alkitab: Markus 7:1-23
Ayat Hafalan:
Apapun dari luar yang masuk ke dalam seseorang,
tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang,
itulah yang menajiskannya. Markus 7:15.
Di dalam pasal tujuh, kita dapat melihat adanya
peningkatan usaha-usaha untuk menentang Yesus dan semua usaha itu
sudah diatur terlebih dahulu. Sebelumnya para pemimpin dan tua-tua
rumah ibadat telah bangkit menentang Yesus. Beberapa kelompok ahli
Taurat, orang Farisi dan orang Herodian menentang pengajaran-Nya.
Sekarang, utusan para ahli Taurat dan orang Farisi dari Yerusalem
datang untuk menanyai Dia secara pribadi tentang beberapa hal
tertentu. Yang menyedihkan dari pertemuan mereka dengan Yesus ini
adalah mereka hanya datang untuk mencari kesalahan dan menyudutkan
Tuhan Yesus. Seandainya mereka datang dengan pikiran yang terbuka,
bersedia untuk belajar dari Dia, mungkin mereka akan pulang dengan
hati yang sama sekali diubahkan. Kiranya Saudara semua, yang belajar
dari buku ini, datang pada Firman Tuhan dengan pikiran yang terbuka
dan siap untuk belajar kebenaran Allah yang sudah dipersiapkan bagi
Saudara.
YANG BERSIH DAN NAJIS Markus 7:1-4
Dalam pasal ini, Yesus menghadapi tantangan yang
paling serius dari para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka
menuduh Yesus dan para murid telah melanggar hukum dalam Perjanjian
Lama dan adat istiadat nenek moyang mereka. Hukum-hukum yang
dibicarakan di sini adalah sepuluh Perintah Allah dan lima kitab
pertama dari Perjanjian Lama, yaitu Kitab tentang Hukum. Ketika para
ahli Taurat dan orang-orang Farisi menuduh Yesus dan para murid telah
melanggar adat istiadat nenek moyang mereka, mereka sesungguhnya
sedang berbicara dengan penafsiran manusia tentang Perjanjian Lama.
Hal ini menjelaskan tentang hal membasuh tangan. Adat istiadat nenek
moyang mereka menekankan bahwa orang Yahudi harus sering membasuh
tangan mereka, bukan hanya karena masalah kesehatan dan kebersihan
secara jasmani, namun juga setelah berhubungan dengan orang-orang yang
bukan Yahudi.
Adat istiadat ini menjadi suatu usaha untuk
menerapkan satu hukum yang pada mulanya diberikan kepada para imam
dalam hubungannya dengan makanan yang dikuduskan. Para ahli Taurat dan
orang-orang Farisi sama sekali tidak peduli apakah tangan para murid
tersebut bersih atau tidak, tetapi mereka ingin tahu apakah para
murid-Nya telah membasuh tangan mereka dengan suatu upacara yang
khusus. Upacara ini mensyaratkan banyaknya air yang harus digunakan,
bagaimana caranya memegang tangan, dan lain sebagainya. Seseorang atau
sesuatu dapat menjadi najis dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh,
sebuah lubang dalam tempayan dapat menjadi najis di dalam namun bersih
di luarnya. Sepotong kulit tidak dapat menjadi najis, namun kantong
kulit dapat menjadi najis di bagian luar atau dalamnya. Ada ribuan
macam aturan yang dibuat oleh para ahli Taurat, yang sudah mengangkat
diri mereka sendiri sebagai satu-satunya yang berhak untuk menafsirkan
adat istiadat dan hukum Yahudi.
JAWABAN YESUS Markus 7:5-8
Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat datang
untuk menjebak Yesus dan para murid-Nya karena ketidaktaatan akan
hukum-hukum ini. Mereka tidak datang untuk mencari apa yang sedang
Yesus ajarkan mengenai iman kepada Allah. Mereka tidak tertarik kepada
banyak mujizat yang sudah dibuat-Nya. Mereka tidak peduli dengan
orang-orang yang sudah ditolong dan disembuhkan oleh Yesus. Mereka
hanya peduli kepada satu hal bahwa Yesus dan para murid-Nya sudah
melanggar hukum adat istiadat mengenai tata cara membasuh tangan. Oh!
betapa butanya orang-orang ini! Namun, ada banyak orang pada masa kini
yang masih bersikeras untuk hidup menurut kata-kata hukum tersebut
(yang tidak akan pernah bisa mereka lakukan) tetapi melupakan prinsip
moral dari hukum itu sendiri. Hukum tentang korban dalam Perjanjian
Lama sudah digenapi dan berarti sudah dilaksanakan semua. Yesus adalah
korban yang sempurna, Anak Domba Allah, yang dimaksud oleh semua
korban dalam Perjanjian Lama. Jadi, hukum, adat istiadat atau upacara
yang lain sudah digenapi dan tidak diperlukan lagi. Kita tidak lupa
bahwa Yesus adalah Allah dan karena itu Dia adalah juga Sang Pembuat
dari semua hukum moral yang ada. Penafsiran-Nya tentang bagaimana
hukum moral itu sebenarnya sama sekali tidak dapat disamai dengan
semua penafsiran yang pernah dibuat oleh manusia pada saat ini.
Melalui jawaban-Nya, Tuhan Yesus menuduh orang
Farisi dan Ahli Taurat tentang dua hal. Pertama, Dia mengatakan bahwa
mereka adalah munafik. Kata ini berarti seorang pemain drama atau
seseorang yang bertindak karena suatu peran. Orang-orang ini berusaha
untuk melakukan sesuatu di luarnya saja dan tidak peduli dengan sikap
hati dan dosa yang tersembunyi di sana. Tuhan Yesus mengutip dari
Yesaya 29:13 untuk menunjukkan kepada orang-orang ini apa yang
sesungguhnya sedang mereka lakukan. Mereka mengabaikan Perintah Allah
tetapi mentaati perintah manusia. Kedua, Tuhan Yesus mengatakan bahwa
mereka telah mengganti hukum Tuhan dengan hukum manusia. Agama yang
sejati tidak akan dapat dibuat oleh manusia. Agama itu hanya dapat
berasal dari Allah.
ADAT ISTIADAT MANUSIA BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
ALLAH Markus 7:9-13.
Tuhan Yesus menggunakan kata-kata yang tegas ketika
Dia mengatakan, Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
Markus 7:9.
Kemudian Tuhan Yesus memberikan contoh mengenai hal
ini. Musa memerintahkan umat Israel untuk menghormati orang tua
mereka, tetapi adat istiadat mengijinkan hak milik dinyatakan sebagai
korban setelah disumpah. Sumpah ini pada mulanya dimaksudkan supaya
sebagian dari harta kekayaan orang Israel dipersembahkan kepada Allah
dan diberikan kepada bait Allah. Namun, banyak orang mulai
menyalahgunakan cara ini sebagai suatu usaha untuk menghindari
tanggung jawab mereka kepada orang tua. Mereka akan menyatakan harta
mereka sebagai korban, namun mereka tidak memiliki keinginan untuk
memberikannya bagi pekerjaan Tuhan. Dengan cara seperti ini, mereka
hidup dengan adat-istiadat nenek moyang mereka namun melanggar
perintah Tuhan.
YANG SESUNGGUHNYA MENAJISKAN Markus 7:14-23
Ayat ini mungkin merupakan yang paling keras dalam
Perjanjian Baru. Tuhan Yesus menjelaskan perbedaan antara agama Yahudi
dengan iman yang ingin Dia bangun. Bagi orang-orang Farisi, agama
adalah merupakan kehidupan menurut peraturan yang tampak dari luar.
Bagi pengikut Yesus, agama adalah pengalaman dalam hati tentang kasih
karunia Allah. Dan inilah satu pernyataan Tuhan Yesus yang menyebutkan
bahwa yang sesungguhnya menajiskan itu berasal dari hati yang cemar.
Dan ini hanya dapat diubahkan melalui pertobatan dan iman. Karena
itu barangsiapa yang di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang!
2Korintus 5:17. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan
Allah. Yohanes 3:3.
BEBERAPA PELAJARAN UNTUK DIINGAT
Beberapa kebenaran yang berasal dari bagian ini:
-
Kehidupan keagamaan dari seorang Kristen harus
datang dari pengalaman hati secara pribadi yang murni akan kasih
karunia Allah.
-
Kenyataan agama yang sesungguhnya harus diuji,
bukan dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan ajaran agama
tersebut, tapi dengan dorongan hati. Kekristenan tidak berhubungan
dengan hal makan atau tidak makan makanan tertentu. Tubuh kita adalah
Bait Roh Kudus dan oleh karena itu harus membawa hormat bagi
Allah.
-
Hukum yang utama bagi anak Allah adalah iman
dan tindakan dalam Firman Allah, yaitu Alkitab. Kata-kata manusia
harus dipertimbangkan sesuai dengan terang pengajaran Alkitab.
|