Pelajaran 8 - Pembaptisan Dan Perjamuan Tuhan
DASAR PENGAJARAN ALKITAB
PELAJARAN 8 - PEMBAPTISAN DAN PERJAMUAN TUHAN
Ayat Hafalan:
"Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan
minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."
1Korintus 11:26.
Gereja mempunyai dua upacara (sakramen). Yaitu
baptisan dan perjamuan Tuhan (Perjamuan Kudus). Baptisan adalah suatu
cara untuk menjadi seorang anggota gereja. Sedangkan perjamuan Tuhan
adalah untuk para anggota gereja. Keduanya bukan dipikirkan atau di
desain oleh manusia; Tuhan Yesus sendiri yang memberikan kepada mereka
(para murid). Keduanya diberikan untuk menunjukkan suatu gambaran
tentang apa yang sudah diperbuat-Nya bagi kita. Untuk bisa mengikuti
bentuk dan cara yang ditunjukkan oleh teladan dan pengajaran-
pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus, maka perlu untuk melaksanakan
kedua sakramen ini sebagai bagian dari ketaatan yang sempurna kepada
Kristus.
BAPTISAN
Suatu kata dalam bahasa Yunani, yaitu "baptize"
adalah kata yang diserap dalam bahasa Inggris menjadi "baptize" dan
dalam bahasa Indonesia menjadi "upacara baptis." Makna sesungguhnya
dari kata ini adalah, diletakkan dibawah permukaan air, dicelupkan.
Pada jaman literatur Yunani kuno, kata ini digunakan ketika seseorang
berbicara tentang sesuatu yang tenggelam. Dibaptiskan, artinya,
seseorang dikuburkan di dalam air (dimasukkan ke bawah permukaan air).
Kemudian dia diangkat dari air, seperti Yesus bangkit dari kubur.
Yesus memberikan tindakan pembaptisan ini sebagai tanda bahwa
seseorang sudah dibawa dalam hidup yang baru. Gereja mula-mula
mempraktekkan baptisan dengan cara menenggelamkan. "...dan keduanya
turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus
membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba
melarikan Filipus..." Kisah Para Rasul 8:38-39. Ini adalah
merupakan ilustrasi dari menenggelamkan.
ASAL BAPTISAN
Yohanes Pembaptis adalah yang pertama
menggunakan baptisan sebagai suatu sakramen dalam kekristenan:
"Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;"
Yohanes 1:6. Yohanes mengaku bahwa dia diutus untuk
membaptis. "...Tetapi Dia, yang mengutus Aku untuk membaptis dengan
air..." Yohanes 1:33.
Yesus memberikan persetujuan-Nya atas pembaptisan
dengan memberi diri dibaptis, seperti yang diceritakan dalam Matius
3:13-17. Perintah-Nya yang terakhir pada murid-murid-Nya mengenai
semua bangsa adalah; "...baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus," Matius 28:19.
SIAPAKAH YANG BOLEH DIBAPTISKAN?
Hanya seorang yang sudah mengakui Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya dihadapan jemaat yang
bisa dibaptiskan. Jika pembaptisannya tidak menunjukkan imannya
sendiri dalam Kristus dan tidak menggambarkan dilaluinya kematian
menuju hidup yang kekal, pembaptisan tersebut bukanlah pembaptisan
menurut Perjanjian Baru.
Seseorang yang belum mengerti arti pembaptisan
belum layak untuk dibaptis. Tidak seorangpun yang dapat dibaptiskan
atas nama orang lain, sama seperti juga tidak ada orang yang
diselamatkan atas nama orang lain. Seseorang yang belum mencapai usia
dimana dia bisa mengerti Alkitab dengan baik tentang keselamatan,
tidak bisa dibaptiskan. Perjanjian Baru tidak mengajarkan bahwa bayi
bisa dibaptiskan. Pembaptisan adalah merupakan suatu pilihan pribadi,
untuk mentaati perintah Kristus. Seseorang yang percaya dalam Kristus
harus minta kepada suatu gereja untuk membaptiskan dia sesuai dengan
pengakuan kepercayaannya.
TUJUAN PEMBAPTISAN
Tiga macam kebenaran digambarkan dalam upacara
baptisan. Pembaptisan menunjuk kembali pada penguburan dan kebangkitan
Yesus Kristus. Pembaptisan juga menyatakan suatu pengalaman perubahan
(perubahan hidup) dalam kehidupan orang percaya: kematian
manusia lama dalam dosa dan bangkitnya manusia baru dalam Kristus. Ini
menggambarkan kebangkitan tubuh saat kedatangan Tuhan.
PERJAMUAN PERJAMUAN TUHAN KUDUS
Tuhan kita memulai Perjamuan Kudus di ruang atas
sebelum kematian-Nya di kayu salib. Ini dijadikan sebagai peringatan
akan kematian-Nya bagi kita. Ketika Dia memberikan roti yang sudah
dipecah-pecah kepada murid-murid-Nya, Dia berkata: "Ambillah,
makanlah, inilah tubuhKu." Matius 26:26. Kemudian, ketika
Dia memberikan kepada mereka cawan, Dia berkata: "Minumlah kamu
semua, dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Matius
26:27-28. Sebenarnya tidak ada kekuatan atau kuasa yang tersimpan
dalam roti atau anggur itu. Keduanya mengingatkan kita akan tubuh
Tuhan yang terpecah-pecah dan darah-Nya yang tercurah.
SIAPAKAH YANG BOLEH MENGAMBIL BAGIAN
DALAM PERJAMUAN KUDUS?
Perjamuan Kudus adalah merupakan upacara gereja.
Ini dilaksanakan oleh gereja dan diikuti oleh mereka yang sudah
memenuhi syarat-syarat yang tertulis dalam Perjanjian Baru.
Orang-orang yang tidak percaya tidak boleh
mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Ini juga bukan untuk seorang
anak yang belum mengerti. Bukan pula untuk orang luar yang ingin ikut
hanya untuk kesenangan. Bukan untuk orang kafir yang hanya ingin
pamer. Ini adalah untuk orang-orang yang dosanya sudah diampuni oleh
Tuhan Yesus Kristus.
Perjamuan Kudus memerlukan pengujian yang jujur
atas diri sendiri. Kita harus mengoreksi diri kita sendiri untuk
melihat apakah kita memiliki dosa dalam diri kita. Ini adalah waktu
untuk menyingkirkan semua dosa dan mohon pengampunan Tuhan saat kita
ingat apa yang sudah Kristus perbuat bagi kita.
TUJUAN DARI PERJAMUAN KUDUS
Upacara ini mengingatkan kita akan kematian dan
darah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah tercurah. Dia mati karena
dosa-dosa kita, karena kita memerlukan seorang Juruselamat, dan karena
Dia rela untuk menjadi Juruselamat. Sangat penting untuk mengingat
apa yang Yesus perintahkan pada para pengikutnya untuk melaksanakan
Perjamuan Tuhan. Dia katakan, "Perbuatlah ini sebagai peringatan
akan Daku" Yesus juga memberikan arti dari roti dan cawan. Dia
mengatakan bahwa cawan adalah simbol dari darah-Nya sebagai darah
perjanjian baru. Allah sudah berjanji untuk membuat suatu perjanjian
yang baru dengan umatnya Yeremia 31:31-34. Yesus mengumumkan
bahwa inilah perjanjian baru tersebut yaitu bahwa hanya melalui darah-
Nya yang tercurah seseorang dapat memperoleh pengampunan atas dosa-
dosanya. Dia mati sehingga kita beroleh hidup yang kekal.
|