Sabda Katalog Yayasan Lembaga SABDA Pendidikan Elektronik Study Teologia Awam e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
Home | Bahan | Seri

Dasar Pengajaran Alkitab - Sistematika

Kategori: Sistematika | Biblika | Praktika | Historika


Kembali Ke Daftar Isi
Pelajaran 6 - Keselamatan

DASAR PENGAJARAN ALKITAB

PELAJARAN 6 - KESELAMATAN

Ayat Hafalan:

"Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia- nyiakan keselamatan yang sebesar itu" Ibrani 2:3

Pada pasal-pasal yang lalu, kita sudah mempelajari hubungan antara manusia dengan Allah. Manusia, karena pilihannya sendiri, telah berdosa kepada Allah. Dia memerlukan keselamatan. Melalui hidup, kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah membuka jalan keselamatan untuk semua manusia. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa semua manusia akan diselamatkan. Beberapa syarat tertentu harus dipenuhi sebelum seseorang dapat diselamatkan.

KESELAMATAN

Ada dua bagian dalam keselamatan: bagian ilahi dan bagian manusiawi; bagian Allah dan bagian manusia. Bagian ilahi adalah kelahiran baru yang diberikan oleh Roh Allah dalam hati orang percaya. Kita menyebutnya pengakuan iman yang baru dan ini sebagai bagian manusia. Pengakuan iman yang baru berarti perubahan arah. Ketika seseorang mengalami pengakuan iman yang baru, jalan hidupnya berubah. Ada dua tahap pengakuan iman:

  1. Pertobatan

    Sebelum seseorang dapat diselamatkan, dia harus bertobat atas dosa- dosanya. Apakah pertobatan itu?

    • Pertobatan adalah lebih dari sekedar kesadaran. Tak seorangpun dapat diselamatkan sampai dia merasa sadar akan dosa- dosanya. Lihatlah perbedaan antara orang Farisi dengan pemungut cukai. Orang Farisi tersebut tidak melakukan apa-apa. Dia seorang yang berdosa, tetapi dia tidak merasa sadar akan dosa-dosanya. Pemungut cukai itu berteriak: "Ya, Allah, kasihanilah aku, orang yang berdosa." Lukas 18:13. Dia menyadari keadaannya yang berdosa dihadapan Allah.

    • Pertobatan adalah lebih daripada perasaan berdukacita, menderita karena dosa. Banyak orang yang merasa berdukacita karena dosa mereka, namun mereka tidak bertobat. Alkitab berkata tentang dua macam dukacita; yaitu dukacita ilahi dan dukacita dunia: Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. 2Korintus 7:10.

    • Pertobatan adalah perubahan pikiran tentang dosa dan dalam hubungannya dengan Allah, dan tentu saja, perubahan hidup. Pertobatan adalah berbalik dari dosa dalam takut akan Allah. Meskipun demikian, sekedar perubahan bukanlah berarti pertobatan yang sejati. Seseorang mungkin berubah karena berbagai alasan. Pertobatan yang sejati adalah merupakan pengalaman batin yang nampak dalam perubahan yang bisa dilihat dari cara hidup seseorang.

    • Pertobatan adalah penting. Ini bukanlah keselamatan, tetapi merupakan sesuatu yang menyertai keselamatan. Keselamatan tidak akan terjadi tanpa pertobatan.

    • Ketika seseorang sungguh-sungguh bertobat, dia tidak hanya memutuskan untuk tidak melanjutkan berbuat dosa, tetapi juga memperbaiki dosa-dosanya di masa lampau seperti yang dilakukan Zakheus dalam Lukas 19:8. Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Bagian yang kedua, setelah pertobatan adalah:

  1. Iman.
    Iman yang membawa keselamatan bukanlah iman terhadap sebuah buku, bahkan meskipun buku tersebut adalah Alkitab. Juga bukanlah iman kepada sebuah syahadat, bagaimanapun bagusnya syahadat tersebut. Ini bukanlah iman kepada sebuah lembaga, meskipun lembaga tersebut adalah gereja. Iman yang menyelamatkan adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus Anak Allah.

    Ada beberapa unsur iman.

    • Adanya kepercayaan. Ini disebut bagian intelektual dari iman. Supaya dapat diselamatkan, seseorang harus percaya sesuatu. Selanjutnya, karena imannya adalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dia harus percaya sesuatu tentang Kristus. Dia harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang sejati yang datang ke dunia untuk hidup tanpa dosa, mati karena dosa-dosa kita dan bangkit kembali dari antara orang mati untuk menjadi Juruselamat bagi semua orang berdosa yang mau percaya.

    • Harus ada penerimaan. Agar diselamatkan, seseorang harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya pribadi. Dia harus mengakui sendiri karya keselamatan Kristus. Seseorang mungkin percaya bahwa makanan dapat menjaga tubuh tetap hidup, tetapi dia akan kelaparan sampai mati jika tidak memakan makanan tersebut.

    • Iman termasuk di dalamnya penyerahan. Iman yang menyelamatkan bukan hanya kepercayaan kepada Kristus dan penerimaan Kristus sebagai Juruselamat, tetapi juga penyerahan kepada Kristus. Seseorang yang sadar akan dosanya, sadar juga bahwa dia adalah seseorang yang terhilang. Dia mencari Yesus Kristus, harapan keselamatan satu-satunya dan menyerahkan dirinya sendiri kepada Dia sebagai Tuhan atas hidupnya.

BEBERAPA KEBENARAN MENGENAI KESELAMATAN

Untuk hal yang sangat penting ini perlu adanya pemikiran yang jernih dan perhatian yang serius pada Alkitab, karena dalam hal ini banyak orang yang membuat kesalahan.

  1. Keselamatan adalah suatu karunia.
    "tetapi karunia Allah, ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita" Roma 6:23. Perbuatan yang baik tidak akan menyelamatkan kita. Kita diselamatkan untuk melakukan perbuatan yang baik. Hal ini sudah menjadi suatu pelajaran yang sulit dipelajari bagi orang-orang. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan keselamatan dengan perbuatan baik atau kehidupan mereka yang baik.

  2. Seseorang harus memiliki pengalaman keselamatan secara pribadi.
    Banyak orang yang mungkin diselamatkan pada waktu yang sama, tetapi setiap orang harus mengalami keselamatan untuk dirinya sendiri. "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah." Roma 14:12. Setiap orang bisa berbicara secara pribadi kepada Allah. Orang tersebut tidak perlu seorang pendeta atau sponsor untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang harus bebas untuk membaca dan mengerti firman Tuhan untuk dirinya sendiri. Dia harus bebas menyembah Tuhan sesuai dengan bimbingan Tuhan dalam hatinya.

  3. Keselamatan ada Tiga Tahap.
    Ada tahap permulaan, tahap pertumbuhan dan kemudian ada pengalaman akhir yang membawa kita untuk hidup bersama Allah. Ada keselamatan dari rasa bersalah karena dosa, keselamatan dari kuasa dosa, dan akhirnya, keselamatan dari kehadiran dosa.

  4. Keselamatan Berlangsung Selama- lamanya.
    Ketika seseorang sungguh-sungguh diselamatkan, keselamatannya itu berlangsung untuk selama-lamanya. Hal ini benar oleh karena Allah telah menjanjikannya; lebih dari itu, arti dari kata-katanya; lebih dari itu, artidari kata-katanya menyatakannya juga. Keselamatan berarti kelahiran baru. Pada waktu orang diselamatkan, ia lahir dari Allah. Ini merupakan suatu pengalaman bagi setiap orang. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita menerima karunia hidup yang kekal, sebab kita sudah menjadi anak-anak Allah.

  5. Keselamatan Disediakan Bagi Setiap Orang.
    Kasih Allah akan isi dunia ini membuat Dia mengirim Anak-Nya ke dunia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" Yohanes 3:16.


Ke Atas


sabdaspace.org Tentang Kami | Kontak Kami | Bukutamu | Link |

Laporan Masalah/Saran | Disclaimer | Hak Cipta © 2005-2024 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati