Sabda Katalog Yayasan Lembaga SABDA Pendidikan Elektronik Study Teologia Awam e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
Home | Bahan | Seri

Injil Markus - Bagian 2 - Biblika

Kategori: Sistematika | Biblika | Praktika | Historika


Kembali Ke Daftar Isi
Pelajaran 2 - Mati Untuk Hidup Kembali

INJIL MARKUS - BAGIAN 2

PELAJARAN 2 - MATI UNTUK HIDUP KEMBALI

Bacaan Alkitab: Markus 9:30-50

Ayat Hafalan:

Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Markus 9:35.

Pengakuan yang besar dari Petrus dalam pasal 8 dan kemuliaan-Nya dalam pasal 9 mempunyai nilai yang tinggi dalam pelayanan Yesus. Dari saat inilah bayangan salib Yesus mempengaruhi pekerjaan dan pelayanan-Nya. Karena hal ini juga, Markus kurang memberikan perhatian pada pekerjaan Yesus dalam menyembuhkan, tetapi dia lebih memberikan perhatian pada ajaran-ajaran-Nya. Tidak banyak lagi laporan yang diberikan mengenai orang-orang banyak tetapi lebih ditekankan pada Yesus sendiri dan ajaran-Nya yang dalam kepada murid-murid-Nya. Sekarang Yesus tidak menginginkan orang-orang mengerumuni-Nya. Yesus tahu satu hal dengan pasti, bahwa Dia harus menulis pesan-Nya pada hati murid-murid-Nya. Dia harus yakin bahwa ada beberapa orang yang mengerti apa yang Dia katakan dan lakukan sebelum Dia meninggalkan dunia ini.

YESUS MENUBUATKAN KEMATIANNYA

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Markus 9:30-32

Sekali lagi Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus segera mati. Kelihatannya bahwa dalam ayat-ayat ini Markus berusaha untuk memberikan ringkasan singkat dari ajaran Yesus kepada murid-murid-Nya. Ketika murid-murid tersebut percaya bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias yang dijanjikan, mereka mengharapkan Dia menundukkan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh Israel. Yesus mencoba untuk mengubah pikiran mereka tentang hal ini. Oleh sebab itu, Dia mengatakan dengan jelas kepada mereka bahwa "Anak Manusia" akan mati di tangan musuh-musuh-Nya. Dan musuh-musuh-Nya akan menyalibkan Dia. Murid-murid mengerti perkataan Yesus, tetapi mereka masih belum mengerti apa yang dimaksudkan-Nya. Bahkan sampai saat kebangkitan, mereka belum dapat percaya. Yesus menggunakan ungkapan, "Anak Manusia" untuk mengatakan diri-Nya sendiri. Dia menyatakan dua hal. Pertama, Dia memperkenalkan diri-Nya sebagai seorang manusia. Hal ini menunjukkan Dia adalah manusia. Walaupun Dia Anak Allah, tetapi Dia juga Anak Manusia. Dengan cara ini Dia dapat memberikan korban yang sempurna untuk manusia sebab Dia adalah salah satu dari mereka. Dan lagi, hal ini menunjukkan pengetahuan Yesus tentang kemesiasan-Nya. Nabi Daniel menggunakan istilah ini, "Anak Manusia" "Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawake hadapan- Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya adalah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. Daniel 7:13-14

ARTI SEBENARNYA DARI KEBESARAN Markus 9:33-42

Peristiwa ini menunjukkan seberapa jauhnya murid-murid dari kesadaran akan arti sebenarnya mengenai kemesiasan Yesus. Dalam perjalanan ke Kapernaum, murid-murid membicarakan siapa yang akan menjadi terbesar dari antara mereka. Mungkin Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang sudah bersama Yesus pada kemuliaan-Nya itu, merasa bahwa mereka akan diberikan tempat kehormatan yang lebih besar dalam "Kerajaan Baru." Ketika Yesus menanyakan tentang pembicaraan mereka di jalan, mereka menyadari dengan rasa malu bahwa mereka salah. Ada banyak orang hari ini yang meluangkan waktu mereka untuk memperdebatkan kedatangan Kerajaan dan tentang apa yang diterima oleh orang-orang yang mempunyai hak istimewa tertentu. Jauh lebih penting untuk yakin bahwa saudara telah menerima keselamatan, yang akan menjamin bahwa saudara akan masuk surga, daripada mengkuatirkan apa yang akan terjadi setelah sampai di sana nanti.

Yesus menggunakan metode pengajaran seorang rabi (guru agama) yang benar untuk mengajar murid-murid suatu pelajaran. Dia duduk, seperti yang dilakukan rabi-rabi (guru-guru agama) ketika mereka memulai suatu pelajaran. Kemudian Dia memanggil seorang anak dan menggunakan anak tersebut sebagai teladan kerendahan hati dan iman. Dia mengatakan kepada mereka untuk menjadi sama seperti seorang anak. Kemudian Yesus memberikan kepada kita suatu pedoman yang akan menuntun kita semua. Dia berkata bahwa jika seseorang menginginkan kebesaran, dia harus berusaha mencapai tujuannya, tidak dengan mementingkan dirinya sendiri, tetapi dengan melayani orang lain.

PENTINGNYA KERAJAAN Markus 9:43-50

Bahasa ayat-ayat ini, dengan bahasa pada saat itu, menggambarkan cara hidup Yesus. Oleh sebab itu, kita harus mengerti arti kata-kata tersebut pada zaman Yesus, kemudian kita dapat mengerti pesan-Nya kepada kita saat ini. Guru-guru agama Yahudi mengajarkan bahwa bagian-bagian tubuh dapat membawa seseorang kepada dosa. Yesus berkata bahwa ada tujuan tertentu, yang paling berharga dari semua harga untuk memperolehnya. Hidup dalam Kerajaan Allah adalah tujuan di atas segala tujuan hidup. Perkataan ini adalah sebuah tantangan pribadi untuk setiap orang yang mau mengikuti Kristus dengan sempurna. Artinya bahwa mungkin perlu membuang kebiasaan jahat atau salah. Kebiasaan ini mungkin adalah sesuatu yang sangat disayangi, seakan-akan salah satu anggota dari tubuh kita. Oleh sebab itu, untuk dapat sepenuhnya patuh kepada kehendak Allah, kita harus menghilangkan kebiasaan ini. Penyapuan bersih kejahatan ini mungkin sama sakitnya seperti operasi pembedahan, tetapi jika kita ingin mengalami hidup yang penuh sukacita dan kedamaian, kita harus membuang kebiasaan yang tidak baik itu, walaupun terasa sakit.

Orang-orang Perjanjian Lama mengawetkan korban-korban mereka dengan garam. Mereka melakukan hal ini untuk mengawetkan korban sebelum mereka mempersembahkannya di atas mezbah. Demikian juga hidup kita harus menerima pembersihan sebelum kita mempersembahkannya kepada Allah. Pembersihan ini datang ketika kita memberikan diri kita secara penuh kepada Kristus. Ini merupakan pengalaman keselamatan dari pertobatan dan iman dalam Tuhan Yesus. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1 Yohanes 1:7

Pokok penting berikutnya mengenai hilangnya keasinan dari garam tersebut. Garam yang tidak mempunyai rasa garam adalah tidak berguna. Akhirnya, Yesus berkata bahwa kesucian hidup (untuk ini garam yang dapat membawa pembersihan dan penyucian) adalah perlu supaya kita mempunyai damai dengan orang lain.


Ke Atas


sabdaspace.org Tentang Kami | Kontak Kami | Bukutamu | Link |

Laporan Masalah/Saran | Disclaimer | Hak Cipta © 2005-2024 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati