Sabda Katalog Yayasan Lembaga SABDA Pendidikan Elektronik Study Teologia Awam e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik e-Learning - Situs Sumber Bahan Pelajaran Kristen dan Pendidikan Elektronik
Home | Bahan | Seri

Injil Markus - Bagian 2 - Biblika

Kategori: Sistematika | Biblika | Praktika | Historika


Kembali Ke Daftar Isi
Pelajaran 01 - Yesus Dan Kemuliaan-Nya

INJIL MARKUS - BAGIAN 2

PELAJARAN 01 - YESUS DAN KEMULIAAN-NYA

Bacaan Alkitab: Markus 9:1-29

PENDAHULUAN

Kata-Nya lagi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." Markus 9:1 menjadi kesimpulan dari pasal 8. Dalam ayat tersebut, Yesus tidak berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua. Dia berbicara tentang penyebaran kerajaan-Nya selama masa hidup murid-murid-Nya. Sejarah mencatat bukti bagi kita. Dalam kira-kira 30 tahun setelah Yesus berbicara tentang hal itu kepada murid-murid-Nya, kerajaan-Nya telah menyebar di seluruh dunia yang dapat diketahui pada saat itu. Kerajaan ini sudah datang dalam kuasa seperti yang telah diramalkan-Nya. Yesus pergi keluar dari negeri Palestina hanya sekali selama pelayanan-Nya, namun Dia sudah tahu sebelumnya bahwa selama masa hidup beberapa murid-murid-Nya, Injil-Nya akan diberitakan di banyak tempat.

1. YESUS DIMULIAKAN Markus 9:1-8

Marilah kita melihat secara teliti pada peristiwa dalam ayat-ayat ini. Kita ingin mengetahui peristiwa ini untuk belajar artinya. Pertama, apakah arti dari peristiwa ini bagi Yesus? Yesus sudah membuat keputusan untuk pergi ke Yerusalem. Keputusan itu termasuk keputusan untuk menghadapi salib dan untuk menerima penderitaan dan rasa malu yang akan dialami-Nya. Musa dan Elia bertemu dengan Yesus. Penampakan Musa dan Elia dengan Yesus menunjukkan bahwa hukum (Musa) dan nabi (Elia) telah menemukan kepenuhan dalam Yesus. Juga bahwa Allah ada di tempat itu untuk berbicara kepada Yesus. Allah berfirman, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia". Kita juga harus melihat arti dari pengalaman ini bagi murid-murid itu.

Pernyataan Yesus bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem untuk mati, membuat kuatir murid-murid-Nya. Akan tetapi, mereka dapat tahu bahwa kematian-Nya di Yerusalem adalah kehendak Allah. Allah menyetujui apa yang harus Yesus lakukan. Dalam naungan awan itu, kehadiran Allah dalam Kristus meninggalkan kesan yang sangat berarti dalam pikiran murid-murid tersebut. Sepanjang Perjanjian Lama, kehadiran Allah dihubungkan dengan awan. Musa bertemu dengan Allah dalam awan. Tiang awan memimpin umat Israel dalam pengembaraan mereka di padang belantara. Allah datang di Bait Allah dalam awan. Pada hari diresmikan Kemah Suci, maka awan itu menutupi Kemah Suci. Dengan sebuah awan Allah mengesahkan kedatangan Mesias.

2. PERTANYAAN TENTANG ELIA Markus 9:9-13

Pada waktu murid-murid turun dari gunung, mereka membicarakan tentang maksud dari apa yang telah mereka lihat dan dengar. Salah satu pertanyaan yang besar dalam pikiran mereka adalah yang berhubungan dengan kedatangan Elia. Orang Yahudi percaya bahwa sebelum Mesias datang Elia akan kembali untuk mempersiapkan jalan. Kita membaca nubuat mengenai seorang yang akan mempersiapkan jalan dalam Maleakhi 3. Murid-murid bertanya pada diri mereka sendiri, " Jika Yesus adalah Mesias, lalu apa yang terjadi pada Elia?" Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Elia telah sungguh-sungguh datang dan orang-orang memperlakukan dia dengan tidak baik. Yesus berkata bahwa Dia, Mesias, tidak dapat mengharapkan perlakukan yang lebih baik dari pada apa yang dialami Yohanes Pembaptis, sebagai orang yang mempersiapkan jalan dan sebagai "Elia" baru.

Murid-murid telah mengharapkan pemulihan Israel sebagai sebuah bangsa pada saat kedatangan Mesias. Yesus harus mengubah semua pendapat mereka yang salah tentang Dia sebagai seorang Mesias Raja yang menaklukkan. Dia mengubah pendapat tersebut dengan mengajarkan kepada mereka maksud yang sebenarnya dari kedatangan-Nya, yaitu sebagai seorang "Hamba yang Menderita" dari Allah.

3. MURID-MURID YANG TIDAK BERDAYA Markus 9:14-29

Pada waktu Yesus dan tiga murid-Nya turun dari gunung, mereka menemui sembilan murid lainnya yang sedang membicarakan persoalan yang penting. Seorang lelaki telah membawa kepada mereka anaknya yang sedang kerasukan roh yang membisukan. Dia minta kepada murid-murid Yesus untuk menyembuhkan anaknya. Tetapi mereka tidak berdaya untuk menolong anak itu. Ketidakberdayaan mereka menimbulkan banyak pertanyaan di antara orang-orang yang berdiri di sana mengenai kuasa murid-murid Yesus.

Nampaknya Yesus menunjukkan kemarahan-Nya bukan hanya kepada kesembilan murid tersebut, tetapi juga kepada orang-orang banyak dan khususnya kepada para ahli Taurat yang menghina. "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kemari!" Markus 9:19. Kemudian Dia berbalik kepada ayah anak itu dan mulai bertanya mengenai sejarah sakitnya anak itu. Dengan senang sekali ayahnya menceritakan tentang anaknya kepada Yesus dan dia menambahkan, "Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Markus 9:22

Terhadap hal ini Yesus menanggapi, " Katamu: Jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya." Markus 9:23. Terlihat ada suatu penderitaan dari kelanjutan jawaban ayah itu. Dia berteriak "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini." Yesus membebaskan anak itu dari kuasa roh jahat.

Kesembilan murid itu malu. Mengapa mereka tidak berhasil menyembuhkan anak itu? Jawaban Yesus memberikan kepada mereka penghiburan karena Dia menjelaskan kepada mereka bahwa jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa. Ayat 29. Dengan kata lain Dia mengatakan kepada mereka, "Kamu tidak hidup cukup dekat dengan Allah". Mereka menerima kuasa, tetapi mereka perlu berdoa untuk mendapatkan kuasa itu. Ada suatu pelajaran penting bagi kita dari cerita ini. Mungkin Allah sudah memberikan kepada kita beberapa bakat, tetapi jika kita tidak dekat dengan Allah, maka pemberian itu akan layu dan mati. Ini benar mengenai semua bakat. Allah mungkin memberi seseorang bakat alami yang luar biasa sebagai seorang pengkhotbah. Akan tetapi, jika dia tidak berhubungan dengan Allah, maka dia hanya menjadi seseorang yang pandai berkata-kata, bukan seseorang yang memiliki kuasa. Jika kita tidak berhubungan dengan Allah, kita kehilangan dua hal. Pertama, kita kehilangan kekuatan yang dikenal sebagai kekuatan hidup, yang datang hanya dari Allah saja. Suatu bakat atau talenta tanpa disertai hubungan dengan Allah ini menjadi tidak berguna dalam pelayanan bagi Dia. Selanjutnya kita kehilangan kerendahan hati. Jika kita mengadakan hubungan dengan Allah, kita selalu sadar bahwa semua yang kita lakukan bukan dari diri kita sendiri. Bahkan kita sebagai ranting, tidak dapat menghasilkan buah untuk Allah jika kita tidak tinggal dalam Yesus Kristus. Bacalah Yohanes Pasal 15, yaitu ajaran Yesus tentang tinggal dalam Dia.

Kita kehilangan pemberian apa saja yang telah diberikan Allah kepada kita jika kita menggunakannya untuk diri kita sendiri. Kita memelihara dan menambah bakat tersebut dengan terus-menerus mengadakan hubungan dengan Allah.


Akhir Pelajaran (IM2-P01)

DOA

[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain]

Ke Atas


sabdaspace.org Tentang Kami | Kontak Kami | Bukutamu | Link |

Laporan Masalah/Saran | Disclaimer | Hak Cipta © 2005-2024 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati